Kamis, 15 Maret 2012

ASKEP HIPOTIROID & HIPERTIROID

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA HIPOTIROID dan HIPERTIROID


ANATOMI FISIOLOGI KELENJAR TIROID
Kelenjar tiroid dibungkus mengitari bagian depan dari trachea bagian atas, kelenjar ini terdiri dari 2 lobus dihubungkan oleh itsmus. Kelenjar ini diperdarahi dari arteri tiroid superior dan inferior. Tiroid terbentuk atas masa kosong yang berbentuk folikel. Setiap folikel mempunyai dinding satu sel tebal dan mengandung koloid seperti jeli.

Lapisan sel-sel folikel mempunyai kemampuan yang sangat besar dalam mengekstrasi iodin dari dalam darah dan menggabungkannya dengan tirosin asam amino, untuk membentuk suatu hormon tri-iodotironin (T3) aktif. Sebagian tiroksin yang kurang aktif juga dibentuk. Tiroksin (T4) diiubah menjadi tri-iodotironin (T3) di dalama tubuh. Senyawa ini dan intermediat tertentu disimpan dalam koloid dari folikel. Penyimpanan ini penting, karena iodin mungkin tidak terdapat didalam diet. Dimana dalam keadaan ini kelenjar tiroid akan membesar yang disebut Goiter

Mekanisme pembentukan hormon Tiroid
Pembentukan hormon tiroid dimulai dari aktivitas hipotalamus yang menghasilkan Thyroid Releasing Hormone (TRH). TRH akan menstimulasi Hipofisis anterior untuk menghasilkan Thyroid Stimulating Hormon (TSH). TSH akan menstimulasi pembentukan  T3 dan T4 dalam folikel dengan menggabungkan iodin dalam darah dan tirosin asam amino.
Pembentukan TSH dihambat oleh tingginya kadar hormon tiroid.
Hormon tiroid meningkatkan laju metabolik dari semua jaringan, mungkin dengan meningkatkan sintesa enzim pernafasan dalam sel.

GANGGUAN PADA THYROID
Terdapat 3 kelainan tiroid :
  1. Pembesaran tiroid (goiter)
  2. Hipotiroid
  3. Hpertiroid
Goiter
Merupakan pembesaran pada tiroid karena suatu keadaan tertentu.
Etiologi dari goiter antara lain adalah  adalah defisiensi yodium atau gangguan kimia intra tiroid. Akibat gangguan ini kapasitas kelenjar tiroid untuk mensekresikan tiroksin terganggu, mengakibatkan peningkatan kadar TSH dan hiperplasian serta hipertrofi folikel-folikel tiroid.



Hipotiroid
Merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar hormone tiroid berada dibawah nilai optimal.
Hipotiroid dibagi menjadi 3 tipe:
  • Hipotiroid primer : kerusakan pada kelenjar tiroid
  • Hipotiroid sekunder: akibat defisiensi sekresi TSH oleh hipofisis
  • Hipotiroid Tersier : Akibat defiensi sekresi TRH oleh hipotalamus

Etiologi
         Hipothyroid primer
        Kelainan kongenital (cretinisme)
        Kelainan sintesis hormone
        Defisiensi iodine prenatal dan postnatal
        Obat-obat antithyroid
        Terapi pembedahan atau radioaktif pada hyperthyroid
         Hipothyroid sekunder (kelainan pituitari)
        Penurunan stimulasi normal kelenjar thyroid, akibat malfungsi hipofise.
         Hipothyroid tertier (kelainan hipothalamus)
        Hipotalamus gagal memproduksi TRH sehingga sekresi TSH menjadi rendah.

Patofisiologi
         Kelenjar thyroid membutuhkan iodine untuk sintesis dan sekresi hormone thyroid.
         Produksi hormon thyroid tergantung sekresi TSH oleh hipofise anterior dan ingesti iodine yang adekuat.
         Hipotalamus juga mengatur sekresi TSH melalui sistem feedback negative.
         Jika seseorang kekurangan diet iodine atau produksi hormon thyroid terhambat, maka akan terjadi pembesaran thyroid untuk mengkompensasi defisiensi hormonal.
         Pembesaran kelnjar thyroid juga sebagai respon terhadap peningkatan TSH.

Manifestasi Klinis
  • Kardiovaskuler :
        Penurunan HR + penurunan SV = penurunan CO
        Kebutuhan oksigen miokardium menurun
        Peningkatan tahanan vaskuler perifer
        Hiperlipidemia
        Hiperkolestrolemia
  • Hematologi :
        Anemia
  • Pernapasan :
        Penurunan transportasi oksigen
        Hiperkapnea
        Kelemahan otot pernapasan
        Dyspnea
  • Ginjal :
        Retensi cairan
        Penurunan output urine
        Hiponatremi dilusi
        Penurunan produksi eritropoetin
         Gasterointestinal :
        Penurunan peristaltik
        Anoreksia
        Peningkatan BB
        Konstipasi
        Penurunan metabolisme protein
        Peningkatan lipid serum
        Uptake glukosa lambat
        absorbsi glukosa lambat
         Muskuloskeletal :
        Nyeri yang berpindah-pindah
        Kejang otot
        Pergerakan lambat
        Peningkatan densitas tulang
        Penurunan pembentukan tulang
         Integumen :
        Kulit kering dan bersisik
        Rambut mudah dicabut
        Kuku kaku
        Edema periorbital
        Tidak tahan terhadap dingin
         Endokrine :
        Thyroid membesar atau normal
         Neurologi :
        Penurunan refleks tendon
        Fatigue
        Somnolen
        Bicara lambat
        Apati, depresi, paranoia
        Gangguan memori jangka pendek
        Letargi
         Reproduksi :
        Wanita : menorragia, anovulasi, mensturasi tidak teratur, penurunan libido
        Pria : penurunan libido, impoten.
         Lain-lain : 
        mixedema. (Penurunan kecepatan metabolisme drastis, hipoventilasi yang menyebabkan asidosis respiratori, hipotermi, dan hipotensi)

Asuhan Keperawatan
  • Pengkajian
        Tentukan  adanya tanda-tanda yang menunjukkan penurunan kecepatan metabolisme.
        Kaji riwayat diet, khususnya intake iodine.
        Tanyakan adanya riwayat pengobatan hiperthyroid sebelumnya seperti pembedahan atau radioaktif iodine atau obat antithyroid.
        Observasi tanda-tanda hipothyroid.
  • Masalah Keperawatan.
1.      Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh s.d. penurunan metabolisme tubuh.
Implementasi : Diet rendah kalori hingga berat badan stabil atau ideal.
2.      Intoleransi aktifitas s.d. kelemahan dan apati, sekunder penurunan kecepatan metabolisme.
Implementasi :
         Batasi aktifitas.
         Tingkatkan aktifitas fisik dan mental secara bertahap, bila telah memperoleh hormone thyroid.
3.      Konstipasi s.d. penurunan peristaltik.
Implementasi
         Dorong untuk lebih banyak aktifitas
         Berikan minum 6-8 gelas air setiap hari
         Tingkatkan diet tinggi serat : buah-buahan segar, sayuran, dll.
         Stool softener
4.      Resiko tinggi gangguan integritas kulit s.d. edema dan kulit kering
Implementasi :
         Monitor sakrum, cocyx, skapula, daerah tertekan lain terhadap kerusakan jaringan.
         Rubah posisi secara teratur
         Tempatkan pada tempat tidur dengan penekanan minimal.
5.      Hipotermia s.d. penurunan kecepatan metabolisme
Implementasi :
         Tempatkan pada lingkungan yang nyaman dan hangat.
         Bila perlu, selimut ekstra atau penghangat


Hipertiroid
Respon jaringan tubuh terhadap pengaruh  metabolic hormone tiroid yang berlebihan. Keadaan ini dapat timbul spontan atau  akibat asupan tiroid yang berlebihan.
Thyrotoksikosis adalah manifestasi klinik yang terjadi bila jaringan tubuh dirangsang oleh peningkatan hormon thyroid.

 Patofisiologi
         Hiperthyroid ditandai oleh kontro regulasi normal hormon thyroid ¯, menyebabkan ­ hormon thyroid, mengakibatkan hipermetabolisme dan ­  aktifitas sistem saraf simpatik.
         Jumlah hormon thyroid merangsang sistem jantung dan ­  jumlah reseptor andrenergik, menyebabkan tachicardi dan ­  CO, SV, aliran darah perifer.
         Metabolisme meningkat tajam, menyebabkan balance nitrogen negatif, ¯  lipid dan status nutrisi ¯ .

 Manifestasi Klinik
  • Kardiovaskuler :
        Peningkatan HR + peningkatan SV = peningkatan CO
        Peningkatan konsumsi oksigen
        TD sistolik meningkat 10-15 mmHg
        TD diastolik meningkat 10-15 mmHg
        Palpitasi
        Nadi cepat dan kuat
        Kemungkinan CHF dan edema
  • Pernapasan :
        Peningkatan kecepatan dan kedalaman pernapasan
        Napas pendek
  • Ginjal :
        Retensi cairan
        Output urine menurun
  • Gasterointestinal :
        Peningkatan peristaltik
        Peningkatan nafsu makan
        Berat badan menurun
        Diare
        Peningkatan penggunaan protein jaringan
        Penurunan serum lipid
        Peningkatan sekresi gasterointestinal, muntah, nyeri abdomen
  • Muskuloskeletal :
        Balance nitrogen negatif
        Malnutrisi
        Fatigue
        Kelemahan otot
        Gangguan koordinasi dan tremor
  • Integumen :
        peningkatan keringat
        Kulit lembab
        Warna kulit kemerahan
        Rambut : lembut dan mudah dicabut
        Tidak tahan terhadap panas
  • Endokrin : pembesaran thyroid
  • Neurologi :
        Peningkatan refleks tendon
        Tremor halus
        Nervous, kelalahan
        Emosi tidak stabil : kecemasan, kawatir dan paranoia
  • Reproduksi :
        Wanita : amenore, mensturasi tidak teratur, penurunan fertilitas, kecenderungan abortus spontan.
        Laki-laki : impoten, poenurunan libido, penurunan perkembangan seksual sekunder
  • Lain-lain : exopthalmus.

Pemeriksaan penunjang :
  • TRH menurun
  • TSH menurun
  • T4 meningkat
  • T3 meningkat

Asuhan Keperawatan
  • Pengkajian
Aktifitas / Istirahat
S : insomnia, sensitifitas meningkat, otot lemah.
O : atrofi otot

Eliminasi :
S : Peningkatan urine, perubahan feces, diare.
Integritas ego :
S : mengalami stres fisik atau emosional
O : emosi labil (euphoria sampai delirium), depresi
Pernapasan :
O : peningkatan frekuensi napas, tachipnea, dispnea, edema paru.
Keamanan :
S   : tidak tahan terhadap panas, keringat berlebihan.
O : suhu tubuh meningkat, diaporesis, kulit halus, hangat dan kemerahan, exopthalmus.
Seksualitas :
S : penurunan libido, hipermenore, amenore, impoten.

  • Diagnosa Keperawatan
1.      Perubahan nutrisi  : kurang dari kebutuhan tubuh s.d. peningkatan kecepatan metabolisme
Implementasi :
        Diet tinggi kalori, tinggi protein. (4000-5000 kalori dengan tinggi protein).
        Makan 6 kali porsi besar
        Hindari makan yang meningkatkan peristaltik
        Timbang berat badan setiap hari, laporkan bila terjadi penurunan 2 kg/hari
        Suplemen vitamin B Compleks

2.      Intoleransi aktifitas s.d. kelelahan sekunder peningkatan kecepatan metabolisme
Implementasi :
        Tempatkan lingkungan yang meningkatkan istirahat fisik dan mental
        Bantu klien rileks
        Batasi pengunjung dan (private room)

3.      Resiko injuri : ulserasi kornea, infeksi dan kebutaan s.d. ketidakmampuan menutup mata sekunder ekxopthalmus
Implementasi :
        Instruksikan untuk memakai kaca mata gelap
        Batasi intake garam
        Penggunaan diuretik, glukokortokoid, mwthylcellulose 0,25%.


4.      Hipertemia s.d. peningkatan kecepatan metabolisme
Implementasi :
        Tempatkan di lingkungan dingin
        Gunakan sprei tipis
        Ganti sprei sesering mungkin.

OBAT SISTEM PENCERNAAN

Obat Sistem Pencernaan
OBAT SISTEM PENCERNAAN :
adalah obat yang bekerja pada sistem gastrointestinal dan hepatobiliar
Sistem pencernaan berfungsi :
  • menerima makanan
  • memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan)
  • menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
  • membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh
 Klasifikasi : Antasida, H2 reseptor antagonis , Antiemetik , Antikolinergik, Hepatoprotektor , Antibiotik , Proton pompa inhibitor, Prokinetik, Antidiare , Laksatif
 8  Kategori besar yaitu :
 1. ANTASIDA DAN ANTIULSERASI
mengobati ulkus / luka / tukak  (  Ulkus Peptikum adalah luka berbentuk bulat atau oval yang terjadi karena lapisan saluran cerna telah termakan oleh asam lambung dan getah pencernaan ) seperti :
  • Ulkus duodenalis / ulkus duodenum, merupakan jenis ulkus peptikum yang paling banyak ditemukan, terjadi pada duodenum (usus dua belas jari), yaitu beberapa sentimeter pertama dari usus halus, tepat dibawah lambung.
  • Ulkus gastrikum lebih jarang ditemukan, biasanya terjadi di sepanjang lengkung atas lambung.
  • Esofagitis ( peradangan) dan ulkus esofagealis karena regurgitasi (aliran balik) berulang dari asam lambung ke dalam kerongkongan bagian bawah.
  • Hiperasiditas (keasaman berlebih) dan kondisi hipersekresi asam lambung oleh penyakit ( sindroma Zolinger Ellison, mastositosis sistemik).
 Gastritis / maag
  • Gastritis bakterialis akibat infeksi oleh Helicobacter pylori (bakteri yang tumbuh di dalam sel penghasil lendir di lapisan lambung). Obat yang diberikan mengandung bismuth atau antibiotik misalnya amoxicillin dan claritromycin) dan obat anti-tukak (omeprazole).
  • Gastritis karena stres akut, merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang disebabkan oleh penyakit berat atau trauma (cedera). Obat : jenis antasida (untuk menetralkan asam lambung) dan anti-ulkus yang kuat (untuk mengurangi atau menghentikan pembentukan asam lambung). Perdarahan hebat : menutup sumber perdarahan pada tindakan endoskopi.

  • Gastritis erosif kronis bisa merupakan akibat dari: bahan iritan seperti obat-obatan, terutama aspirin dan obat anti peradangan non-steroid lainnya penyakit Crohn , alkoholik, dll diobati dengan jenis antasida dan antagonis reseptor H2 misal Cimetidin, Ranitidian
  • Gastritis eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi cacing gelang. diberikan obat maag dengan jenis kortikosteroid atau dilakukan pembedahan.
  • Gastritis sel plasma merupakan gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Obat : jenis anti ulkus yang menghalangi pelepasan asam lambung
 2. REGULATOR GIT, ANTIINFLAMASI & ANTIFLATULEN.
   Pada kelompok obat ini adalah obat-obat yang berfungsi sebagai:
  • Pengatur fungsi dan gerak dari gastrointestinal atau sering disebut regulator GIT
  • Obat kembung atau antiflatulen digunakan untuk meteorisme.
  • Anti radang atau pembengkakan pada saluran cerna atau disebut antiinflamasi
 Contoh obat kelompok ini adalah :
  • Cisapride, meningkatkan pergerakan atau kontraksi dari lambung dan usus.
  • Dimethicone dan derivatnya, menurunkan tegangan permukaan dari gas sehingga buih di dalam pencernaan membentuk gelembung yang besar yang mudah dikeluarkan oleh tubuh.
  • Clebopride, diindikasikan untuk mual & muntah yang disebabkan berbagai hal baik obat maupun penyakit.
  • Metoclopramide, merangsang motilitas saluran pencernaan makanan tanpa mempengaruhi sekresi lambung, empedu atau pankreas.
  • Domperidone, antiemetik (antimuntah) prokinetik, dengan efek seperti metoclopramide.
  • Hyoscine, antikolinergik dengan fungsi untuk gangguan kontraksi saluran pencernaan, kandung empedu, saluran kemih dan saluran alat kelamin wanita.
 3. ANTISPASMODIK
    obat yang digunakan untuk mengatasi kejang pada saluran cerna yang mungkin disebabkan diare, gastritis, tukak peptik dan sebagainya.
Beberapa contoh :
Hyoscine (Obat ini beraksi pada sistem saraf otonom dan mencegah kejang otot), Clidinium (Kombinasi chlordiazepoxide dan clidinium bromide digunakan untuk mengobati lambung yang luka dan teriritasi. Obat ini membantu mengobati kram perut dan abdominal.) , Mebeverine , Papaverine, (golongan alkaloid opium yang diindikasikan untuk kolik kandungan empedu dan ginjal dimana dibutuhkan relaksasi pada otot polos, emboli perifer dan mesenterik.) , Timepidium , Pramiverine , Tiemonium





4. OBAT ANTIDIARE
 Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar.( Perubahan frekuensi & konsistensi ) dari kondisi normal. Dalam keadaan normal, tinja mengandung 60-90% air, pada diare airnya bisa mencapai lebih dari 90%.
  • Diare merupakan suatu gejala, pengobatannya tergantung pada penyebabnya.
  • untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti difenoksilat, codein, paregorik (opium tinctur) atau loperamide.
  • untuk membantu mengeraskan tinja bisa diberikan kaolin, pektin dan attapulgit aktif.
  • diarenya berat /dehidrasi, maka penderita perlu dirawat di rumah sakit dan diberikan cairan pengganti dan garam melalui infus.
  • Selama tidak muntah dan tidak mual, bisa diberikan larutan yang mengandung air, gula dan garam.
 Anti diare yang ideal :
harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, tidak menyebabkan ketergantungan..
 Contoh antidiare :
  • Racecordil, memenuhi semua syarat ideal, cara kerjanya mengembalikan keseimbangan sistem tubuh dalam mengatur penyebaran air dan elektrolit ke usus.
  • Loperamide, golongan opioid yang bekerja dengan cara memperlambat motilitas saluran cerna
  • Nifuroxazide , bakterisidal terhadap E coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus dan P aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran pencernaan.
  • Dioctahedral smectite, melindungi barrier mukosa usus &  menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus.
 5. OBAT LAKSATIF (PENCAHAR)
 Sembelit (konstipasi) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan buang air besar atau jarang buang air besar. Jika konstipasi disebabkan oleh suatu penyakit, maka penyakitnya harus diobati. Pencegahan dan pengobatan terbaik untuk konstipasi adalah gabungan dari olah raga, makanan kaya serat. Sayur-sayuran, buah-buahan dan gandum merupakan sumber serat yang baik.
 Golongan obat-obat pencahar yang biasa digunakan adalah :
  • Bulking Agents. Bulking agents (gandum, psilium, kalsium polikarbofil dan metilselulosa) bisa menambahkan serat pada tinja.
  • Pelunak Tinja. Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja.
  • Minyak Mineral. Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari tubuh.
  • Bahan Osmotik. Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar, sehingga tinja menjadi lunak dan mudah dilepaskan.Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus besar dan merangsang kontraksi. Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat, sulfat dan magnesium) atau gula (laktulosa dan sorbitol).


  • Pencahar Perangsang.
    • langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan mengeluarkan isinya. Mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti senna, kaskara, fenolftalein, bisakodil atau minyak kastor.
    • bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja setengah padat, tapi sering menyebabkan kram perut. Dalam bentuk supositoria (obat yang dimasukkan melalui lubang dubur), akan bekerja setelah 15-60 menit.jangka panjang menyebabkan kerusakan pada usus besar, juga seseorang bisa menjadi tergantung pada obat ini sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes).
    • Indikasi : untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atau mengobati konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksi usus besar (misalnya narkotik).

6. KOLAGOGUM, KOLELITOLITIK DAN HEPATIK PROTEKTOR
 Pada obat pencernaan golongan ini tidak langsung berkaitan dengan saluran cerna tetapi lebih kepada fungsi hati dan empedu yang bermasalah.Obat yang menstimulasi aliran empedu ke duodenum disebut Kolagogum. Hingga kini belum ada pengobatan efektif pilihan untuk penyakit hepatitis yang kronis karena virus.
 Ada beberapa zat aktif yang diindikasikan untuk masalah ini, misal :
  • Ursodeoksikolat, memberi efek cytoprotektif langsung, dan efek pada siklus enterohepatik pada efek korelatif potensial asam empedu dan efek imunomodulate.
  • AARC  atau asam amino rantai cabang, merupakan asam amino esensial yang terdiri dari asam amino Valin, Leusin, & Isoleusin. Pada penderita penyakit hati kronis atau sirosis hati kadar AARC ini akan menurun.
  • Chenodeoxycholic adalah asam empedu,  satu dari empat asam organik utama yang diproduksi oleh hati, disintesa hati dari kolesterol. Indikasi : batu empedu kolesterol, khususnya pada pasien yang beresiko tinggi untuk pembedahan, tidak dapat ditolong dengan pembedahan sama sekali atau yang menolak kolesistektomi (membuang kandung empedu yang sakit atau yang berisi batu dengan pembedahan).
  • Zat aktif lainny, berasal dari alam seperti silymarin, lecitin, ekstrak rimpang-rimpangan maupun tanaman lainnya yang dalam penelitian bermanfaat untuk kesehatan hati.
 7. OBAT HEMOROID
 Hemoroid (Wasir) adalah pembengkakan jaringan yang mengandung pembuluh balik (vena) dan terletak di dinding rektum dan anus. Wasir yang tetap berada di anus disebut hemoroid interna (wasir dalam) dan wasir yang keluar dari anus disebut hemoroid eksternal (wasir luar). Wasir bisa terjadi karena peregangan berulang selama buang air besar, dan sembelit (kesulitan buang air besar, konstipasi) bisa membuat peregangannya bertambah buruk. Penyakit hati menyebabkan kenaikan tekanan darah pada vena portal dan kadang-kadang menyebabkan terbentuknya wasir.
 Pengobatan Hemoroid / Wasir
  • Biasanya, wasir tidak membutuhkan pengobatan kecuali bila menyebabkan gejala.
  • Obat pelunak tinja atau psilium bisa mengurangi sembelit dan peregangan yang menyertainya.
  • Suntikan skleroterapi diberikan kepada penderita wasir yang mengalami perdarahan. Dengan suntikan ini, vena digantikan oleh jaringan parut.
  • Wasir dalam yang besar dan tidak bereaksi terhadap suntikan skleroterapi, diikat dengan pita karet. Cara ini, disebut ligasi pita karet, meyebabkan wasir menjadi layu dan putus tanpa rasa sakit.
  • Pengobatan dilakukan dengan selang waktu 2 minggu atau lebih. Mungkin 3-6 kali pengobatan.
  • Wasir juga bisa dihancurkan dengan menggunakan laser (perusakan laser), sinar infra merah (fotokoagulasi infra merah) atau dengan arus listrik (elektrokoagulasi).
  • Pembedahan mungkin digunakan bila pengobatan lain gagal.
 Kandungan obat hemoroid / wasir
  • Polidocanol, sediaan injeksi (ampul).
  • Senyawa bismuth dan kombinasinya, Kombinasi Hydrokortison, suppositoria.
  • Ekstrak tumbuh-tumbuhan, Graptophyllum pictum, Sophora japonica , dll
  • Senyawa flucortolone dan kombinasi senyawa alumunium, senyawa zink, hydrokortison dan lidokain dalam bentuk krim.

8. OBAT DIGESTAN
 Obat membantu proses pencernaan berisi enzim-enzim atau campurannya, berguna memperbaiki fungsi pencernaan, bermanfaat pada defisiensi satu atau lebih zat yang berfungsi mencerna makanan.
Sediaan digestan :
  • Enzim pankreas . Dalam sediaan dikenal sebagai pankreatin & pankrelipase. Mengandung amilase, tripsin (protease) & lipase. Pankrelipase berasal dari pankreas hewan, aktivitas lipase relatif lebih tinggi dari pankreatin.
  • Pepsin , enzim proteolitik yang kurang penting dibanding dengan enzim pankreas.
  • Empedu, mengandung asam empedu dan konjugatnya, mengatasi batu kolesterol kandung empedu.