Jumat, 29 Juli 2011

KRISIS HIPERTENSI

BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
penderita hipertensi yang tidak terkontrol sewaktu- waktu bisa jatuh dalam keadaan gawat darurat.  Diperkirakan sekitar 1-8% Penderita hipertensi berlanjut menjadi “krisis hipertensi” dan banyak terjadi pada usia sekitar 30-70 tahun .Tetapi krisis hipertensi jarang ditemukan pada penderita dengan tekanan darah normal tanpa penyebab sebelumnya. Pengobatan yang baik dan teratur dapat mencegah insiden krisis hipertensi menjadi kurang dari 1%. Krisis hipertansi merupakan keadaan yang sangat berbahaya, karena terjadi kenaikan tekanan darah yang tinggi dan cepat dalam waktu singkat. Biasanya tekanan diastolic lebih atau sama dengan 130 mmHg dan menetap lebih dari 6 jam disertai dengan gangguan fungsi jantung, ginjal dan otak serta retinopati tingkat 3 dan 4 (http://andimarlinasyam.wordpress)

  1. Tujuan
1.      intruksional umum
Setelah dilaksanakan diskusi, pembuatan makalah dan dipresentasikannya makalah krisis hipertensi, diharapkan mahasiswa / mahasiswi memahami tentang krisis hipertensi.

2.       intruksional khusus
Diharapkan mahasiswa /  mahasiswi memahami tentang:
a.       Pengertian krisis hipertensi.
b.      Mengetahui manifestasi klinis krisis hipertensi.
c.       Apa penyebab krisis hipertensi.
d.      Askep krisis hipertensi.





BAB II
KONSEP TEORI
  1. Definisi
Krisis hipertensi adalah keadaan hipertensi yang memerlukan penurunan tekanan darah segera karena akan mempengaruhi keadaan pasien selanjutnya. Tingginya tekanan darah bervariasi, yang terpenting adalah cepat naiknya tekanan darah. (Cermin dunia kedokteran no.67,th 1991)
Krisis hipertensi adalah suatu kondisi dimana diperlukan penurunan tekanan darah dengan segera ( tidak selalu diturunkan sampai batas normal) untuk mencegah atau membatasi kerusakan organ. (kapita selekta kedokteran,Mansjoer Arif edisi 3 hal 522) 
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan klinis di mana tekanan darah menjadi sangat tinggi dengan kemungkinan adanya kerusakan organ seperti otak (stroke), ginjal, dan jantung. Krisis hipertensi sangat seringterjadi pada pasien hipertensi lama yang tidak rutin atau lalai meminum obat antihipertensinya.

  1. Etiologi
Pada umumnya krisis hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Krisis hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan kardiak output atau peningkatan tekanan parifer. Namun ada beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya krisis hipertensi yaitu:
  1. Genetik : respon nerologi terhadap stress atau kelainan ekskresi.
  2. Obesitas : terkait dengan lefel insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan dsrsh meningkat.
  3. Stress lingkungan
  4. Hilangnya eksistensi jaringan dan atreisklerosis pada orang tua serts pelebaran pembuluh darah. (http://terselubung.cz.cc@google.com)

  1. Manifestasi klinis
1.      Tekanan darah meningkat >140/90mmHg.
2.      Sakit kepala.
3.      Epistaksis.
4.      Pusing atau migren.
5.      Rasa berat di tungkuk.
6.      Sukar tidur.
7.      Mata berkunang-kunang, lamah dan lelah.
8.      Muka pucat suhu tubuh rebdah. (http://terselubung.cz.cc@google.com)

  1. Patofisiologi
Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke seljugularis. Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Danapabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkanretensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanandarah. Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ organ seperti jantung. Aliran darah ke otak pada penderita hipertensi kronis tidak mengalami perubahan bila mean arterial pressure (MAP) 120mmHg- 160mmHg, sedangkan pada penderita hipertensi baru dengan MAP diantara 60-120mmHg. Pada keadaan hiperkapnia autoregulasi menjadi lebih sempit gengan batas tertinggi 125mmHg sehingga perubahan sedikit saja dari tekanan darah menyebabkan asidosis otak akan mempercepat timbulnya odema otak. Tekanan darah yang sangat tinggi terutama yang meningkat dalam waktu singkat menyebabkan gangguan atau kerusakan gawat pada target organ. (cermin dunia kedokteran no.67,th 1991)
  1. Pathway (terlampir)
  2. Penatalaksanaan
1.      Penatalaksanaan non farmokologis
a.       Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam.
b.      Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi  pada kegiatan dan disesuaikan dengan kebatasan medis dan sesuai kemampuan seperti berjalan, jogging,bersepeda atau berenang.
2.      Penatalaksanaan farmokologis
Secara garis besar terdapat babarapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
a.       Mempunyai efektifitas yang tinggi.
b.      Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
c.       Tidak menimbulkan intoleransi.
d.      Tes diagnostic
e.       BUN/ kreatinin : memberikan informasi tenntang fungsi ginjal.
f.       Glucose : DM adalah pencetus hipertensi.
g.      CT Scan : mengkaji adanya tumor serebral encelopati.
h.      IUP : mendekteksikan penyebab hipertensi seperti batu ginjal, perbaikan ginjal.
(askep hipertensi kumpulan download KTI keperawatan http://terselubung.cz.cc@google.com)

  1. Komplikasi
1.      Ensefalopati hipertensif.
2.      Gagal ginjal.
3.      Gagfal jantung.
4.      Retinopati hipertensif yang dapat mengakibatkan kebutan.
(askep krisis hipertensi / kumpulan download kebidanan keperawatan http//:terselubung.cz.cc@google.com)

  1. Pencegahan
1.      Disiplin minum obat anti hipertensi sebelum terjadi krisis hipertensi.
2.      Berperan aktif dalam menjaga gaya hidup (berhenti merokok, berolahraga).



















BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A.    PENGKAJIAN
1.    Identitas pasien
Pasien                                                              Penanggung Jawab
Nama               :                                               Nama               :
Umur               :                                                               Umur                   :
Jenis Kelamin  :                                               Jenis Kelamin  :
Pendidikan      :                                               Pendidikan      :
Alamat             :                                               Alamat                        :
Pekerjaan         :                                               Pekerjaan         :
Agama             :                                               Agama             :
Bangsa             :                                               Bangsa                        :
Hub. dg Pasien: Keluarga

2.    Keluhan utama :
apa yang paling dirasa pasien.
3.    Riwayat penyakit sekarang:
perawat menentukan kapan gejala mulai timbul gejala mulai timbul secara mendadak atau bertahap.
4.    Riwayat penyakit masalalu :
apakah pasien pernah menderita penyakit selain hipertensi.
5.    Riwayat penyakit keluarga :
apakah keluarga pasien ada yang menderita krisis hipertensi.
6.    Pengkajian dengan pendekatan ABCDE
a.       Airway
 1. yakinkan kepatenan jalan napas
 2. berikan alat bantu napas jika perlu (guedel atau nasopharyngeal)
 3. jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli anestesi dan bawa segera mungkin ke ICU
b.      Breathing
 1.kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximeter, untuk mempertahankan saturasi >92%.
 2. Berikan oksigen dengan aliran tinggi melalui non re-breath mask.
 3. Pertimbangkan untuk mendapatkan pernapasan dengan menggunakan bag-valve-mask ventilation
 4. Lakukan pemeriksaan gas darah arterial untuk mengkaji PaO2 dan PaCO2
5. Kaji jumlah pernapasan / Auskultasi pernapasan
 6. Lakukan pemeriksan system pernapasan
 7. Dengarkan adanya bunyi krakles / Mengi yang mengindikasikan kongesti paru
c.       Circulation
 1. Kaji heart rate dan ritme, kemungkinan terdengan suara gallop
 2. Kaji peningkatan JVP
3. Monitoring tekanan darah
 4. PemeriksaanEKG mungkin menunjukan:
a.          Sinus tachikardi
b.          Adanya Suara terdengar jelas pada S4 dan S3
c.          right bundle branch block (RBBB)
d.         right axis deviation (RAD)
 5. Lakukan IV akses dekstrose 5%
 6. Pasang Kateter
7. Lakukan pemeriksaan darah lengkap
 8. Jika ada kemungkina KP berikan Nifedipin Sublingual
 9.Jika pasien mengalami Syok berikan secara bolus Diazoksid,Nitroprusid
d.      Disability
1.                   kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU
2.                   penurunan kesadaran menunjukan tanda awal pasien masuk kondisi ekstrim dan membutuhkan pertolongan medis segera dan membutuhkan perawatan di ICU.
e.       Exposure
1.jika pasien stabil lakukan pemeriksaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik lainnya.
2. Jangan lupa pemeriksaan untuk tanda gagal jantung kronik.

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.       Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokontriksi, Iskemia miokard, hipertrofi atau rigiditas (kekakuan) ventrikuler.
b.      Nyeri (akut atau kronis) sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler.
c.       Resiko injuri berhubungan dengan sensori atau perubahan penglihatan.
d.      Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplay dan kebutuhan O2.
e.       Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan rencana pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan.

C.     INTERVENSI
Hari
Tgl/jam
Dx. Keperawatan
Rasional
Tujuan  & KH
Intervensi
Rasional

1.      Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokontriksi, iskemia miokard, hipertrofi atau rigiditas (kekakuan) ventrikuler.


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan tidak terjadi penurunan curah jantung
KH:
Irama dan frekuensi jantung stabil
Monitoring: Pantau vital sign






Mandiri:
·         Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat tidur atau kursi




·         Anjurkan teknik relaksasi(nafas dalam) dan teknik distraksi(mengobro)



Kolaborasi:
·         pemberian obat-obat anti hipertensi.

·         membandingkan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang keterlibatan bidang masalah vaskuler

·         menurunkan stress dan ketegangan yang mempengaruhi tekanan darah dan perjalanan penyakit hipertensi.

·         dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan stress, membuat efek tenang, sehingga akan menurunkan TD.


·         reaksi dari obat-obat anti hipertensi menurunkan TD


2.      Nyeri (akut atau kronis) sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan sakit kapala  berkurang.
Kriteria hasil :
Melaporkan nyeri/ketidak nyamanan hilang/terkontrol.

Mandiri:
·         Anjurkan atau pertahankan pasien untuk tirah baring
·         Berikan tindakan nonfamokologi untuk menghilangkan sakit kepala misal pijat punggung dan leher







·         Berikan cairan, makanan lunak, perawatan mulut yang teratur, bila terjadi perdarahan kompres hidung.
Kolaborasi:
·         Pemberian Analgetik sesuai indikasi


·         meminimalkan situasi atau meningkatkan relaksasi.

·         tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dan yang memperlambaat atau memblok respon simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya.

·         meningkatkan kenyamanan umum.




·         menurunkan atau mengontrol nyeri dan menurunkan rangsangan sistem saraf simpatis.

3.      Resiko injuri berhubungan dengan sensori atau perubahan penglihatan.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan tidak terjadi gangguan sensori
KH:
Penglihatan normal
Mandiri:
·         Kurangi atau kehilangan faktor-faktor penyebab atau pendukung
·         Gunakan penerangan pada malam hari





·         Atus tempat tidur lebih rendah pada malam hari

·         menghindari resiko jatuh.


·         memberikan penerangan disepanjang jalan dan mencegah terjadinya kecelakaan pada saat pandangan kabur (diplopia)
·          mencegah terjadinya jatuh pada tempat tidur.

4.      Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplay dan kebutuhan O2.




Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan menunjukkan penurunan tanda intoleransi
KH: suplay dan kebutuhan O2 terpenuhi


Mandiri:
·         Kaji rasionalnya pasien ( Kaji respon pasien terhadap aktivitas)








·         Anjurkan untuk beraktifitas secara bertahap



·         Instruksikan pada pasien tentang teknik penghematan energi









·         menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respons fisiologi terhadap stress aktivitas dan bila ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktifitas.

·         kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba

·         teknik menghemat energi mengurangi penggunaan energi, juga membantu keseimbangan antara suplay dan kebutuhan oksigen.

5.      Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan rencana pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan atau daya ingat, mis interprestasi informasi, keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa.


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan terjadinya peningkatan pengetahuan
Kriteria hasil:
Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit & regimen pengobatan
Mandiri:
·         Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar






Edukasi:
·         Jelaskan tentang Hipertensi (Pendidikan Kesehatan)


·         kesalahan konseps dan menyangkal diagnosa karena perasaan sejahtera yang sudah lama mempengaruhi minat pasien / orang terdeka


·         memberikan dasar untuk pemahaman dan mengklarikfikasi istilah medis


D.      IMPLEMENTASI
Tgl/ jam
Diagnosa Keperawatan
Implementasi
Ttd
1.       Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokontriksi, iskemia miokard, hipertrofi atau rigiditas (kekakuan) ventrikuler.

2.       Nyeri (akut atau kronis) sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral









3.       Resiko injuri berhubungan dengan sensori atau perubahan penglihatan.
 

4.       Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplay dan kebutuhan O2
 


5.       Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan rencana pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan.

1.       Memantau vital sign

2.       Mengmati warna kulit kelembaban suhu

3.       Mempertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat tidur atau kursi

4.       Menganjurkan teknik relaksasi(nafas dalam) dan teknik distraksi(mengobro)

Kolaborasi
memberiakn obat-obat anti hipertensi.

1.       Menganjurkan atau mempertahankan pasien untuk tirah baring
2.       Memberikan tindakan nonfamokologi untuk menghilangkan sakit kepala misal pijat punggung dan leher.
3.       Menghilangkan atau meminimalkan aktivitas yang dapat meningkatkan sakit kepala misal mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk.
4.       memberikan cairan, makanan lunak, perawatan mulut yang teratur, bila terjadi perdarahan kompres hidung.
Kolaborasi
Memberikan  Analgetik sesuai indikasi
1.       Mengurangi atau Menghilangkan faktor-faktor penyebab atau pendukung
2.       menggunakan penerangan pada malam hari
3.       Mengatur tempat tidur lebih rendah pada malam hari

1.       Mengkaji rasionalnya pasien ( Kaji respon pasien terhadap aktivitas)
2.       Menganjurkan untuk beraktifitas secara bertahap
3.       mengnstruksikan pada pasien tentang teknik penghematan energi



1.       Menjelaskan tentang Hipertensi (Pendidikan Kesehatan)
2.       Mengkaji kesiapan dan hambatan dalam belajar



E.     Evaluasi
 Tanggal
No . DX
Evaluasi
Ttd
10 juni 2011
1
S: pasien mengatakan sudah lebih baik.
O: irama dan frekuensi jantung membaik.
A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi

10 juni 2011
2
S: pasien mengatakan rasa sakit kepala berkurang
O: pasien tampak lebih nyaman
A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi

11 juni 2011
3
S: pasien mengatakan penglihatan sudah lebih jelas
O: dapat melihat orintasi orang, tempay
A: masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi

11 juni 2011
4
S: pasien mengatakan sudah tidak sesak nafas
O: pasien tampak tenang
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi

11 juni 2011
5
S:pasien mengatakan paham tentang kondisi penyakitnya
O: pasien mulai menerapkan penkes
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi

















BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Krisis hipertensi adalah keadaan yang sangat berbahaya karena terjadi kenaikan tekanan darah yang tinggi dan cepat dalam waktu yang singkat. Biasanya tekanan diastolic lebih dari 130mmHg.
Krisis hipertensi suatu keadaan darurat yang menhgancam jiwa penderita yang memerlukan penangan intensif di rumah sakit dengan pengawasan yang ketat. Oleh karena itu penyakit krisis hipertensi tidak boleh dianggap remeh.

B.     Saran
1.      Bagi penderita disiplinlah dalam meminum obat anti hipertensi dalam meminum obat anti hipertensi anda akan mencegah terjadinya krisis hipertensi.
2.      Kontrol secara teratur tekanan darah tinggi anda untuk memantau kesehatan anda.
3.      Ubah gaya hidup banyak pasien hipertensi dengan pola hidup yang sehat seperti makan dengan pola makan yang sehat, berhenti merokok, berolahraga, kurangi garam dan vetsin.




















Daftar pustaka

Askep hipertensi kumpulan download KTI kebidanan keperawatan http://terselubung.cz.cc@google.com
Cermin dunia kedokteran no.67,th 1991
Doungoes, marylin E.2000.rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien.Ed 3: Jakarta . EGC
Potter dan perry, 2005.fundamental keperawatan , Ed 4 vol 1 : Jakarta EGC
Purnawan junadi ,1982.kapita selekta kedokteran edisi kedua, penerbit media Aesculavius, jakarta

4 komentar: