Selasa, 05 Juli 2011

PRE PLANNING


PRE PLANNING
MANFAAT REBUSAN DAUN JAMBU BIJI KLUTHUK
TERHADAP PENYAKIT DHF


A.      Latar belakang

Dengan kondisi sekarang ini ( Musim penghujan ) banyak terdapat tempat-tempat yang dapat menampung Genangan-genangan air, seperti : botol / kaleng minuman bekas, sampah-sampah plastik dan sebagainya yang dekat dengan lingkungan permukiman penduduk. Serta tempat-tempat yang ada di dalam rumah yang dapat menampung air bersih seperti : vas bunga, bak mandi, tempayan, dll. Dari berbagai macam media yang dapat menampung air tersebut tanpa kita sadari bisa menjadi sarang nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
Jadi untuk menghindari penyakit yang belum ada Obat maupun Vaksinnya ini, masyarakat diminta untuk melakuakan program kebersihan Lingkungan atau yang biasa disebut dengan Sanitasi Lingkungan dan melakukan Pembrantasan Jentik Nyamuk dengan melakukan tindakan berupa 3M+                         (Menguras, Menutup dan Mengubur) serta hindarkan dari gigitan nyamuk.
Penyakit ini dapat menyerang anak maupun dewasa. Tingkat keparahannya bervariasi, mulai dari yang bisa sembuh sendiri sampai yang fatal. Pandangan masyarakat pun berbeda-beda tentang DB. Ada yang sangat ketakutan, namun ada pula yang menanggapi sambil lalu. Sebenarnya, apa dan bagaimana penanganan penyakit DBD itu ?

B.       Tujuan
1.       Tujuan umum

Setelah dilakukan bermain peran (role play) diharapkan mahasiswa mengerti tentang pengaruh budaya masyarakat terhadap kesehatan.
 

2.       Tujuan khusus
Setelah dilakukan bermain peran (role play) diharapkan mahasiswa mampu mengerti :
1.     Definisi DHF
2.     Tanda-tanda DHF
3.     Kriteria laborat dan derajat DHF
4.     Penatalaksanaan DHF dari sudut pandang budaya di masyarakat adalah dengan cara memberikan rebusan daun jambu biji yang berkhasiat untuk meningkatkan trombosit. Untuk lebih jelasnya mengenai manfaat dan kandungan daun jambu biji, baca pada bagian lampiran makalah ini.
5.     Usaha-usaha pencegahan penyakit DHF

C.      Metode
Bermain peran (role play)

D.      Sasaran
Mahasiswa / mahasiswi kelas reguler B semester I Stikes Cendekia Utama Kudus

E.       Materi
Terlampir

F.       Strategi pelaksanaan
No
Tahap
Waktu
Jenis Kegiatan
Keg. Peserta
Media
1
Pembukaan
5 menit
1.    Salam pembukaan
2.    Pembacaan prolog
Menjawab salam

Memperhatikan

2
Inti
40 menit
Bermain peran  (role play)
Memperhatikan
Meja, kursi, tempat tidur, tensi meter, stetoschope, termometer, gelas
3
Penutup
5 menit
1.    Menyimpulkan materi yang dimainkan
2.    Salam penutup
Memperhatikan


Menjawab salam

G.      Media
Meja, kursi, tempat tidur, tensi meter, stetoschope, gelas

H.      Setting tempat

























 





















Keterangan :
A         : Pembimbing
B          : Meja 1 role play
C         : Kursi role play
D         : Tempat tidur role play
E          : Meja 2 role play
F          : Mahasiswa / mahasiswi (peserta)













I.          Pengorganisasian dan uraian tugas
NO
Tanggal
Pengorganisasian
Tempat
1

1.    Prayitno (Perawat)
2.    Jumhari (Pak Aliel)
3.    Erna Mustikasari (Ibu Muna)
4.    Ahmad Sumari (Anak Yoga)
5.    Wahid Romdoni (Pak Raffi)
6.    Aulida Akrimah (Petugas Laborat)
7.    Mahasiswa/wi sebagai peserta

Kampus Stikes Cendikia Utama Kudus, ruang kelas reguler B / I


J.         Kriteria evaluasi
1.    Kriteria struktur
a      Menyiapkan pre planning.
b      Menyiapkan mahasiswa / mahasiswi, ruang kelas tempat penyuluhan, dan sarana serta prasarana yang diperlukan dalam (bermain peran)               role play.

2.    Evaluasi proses
a      Mahasiswa / mahasiswi (pemain role play)
1)   Bisa memainkan role play dengan dengan baik
b      Mahasiswa / mahasiswi (peserta)
1)   2/3 dari jumlah mahasiswa/ mahasiswi peserta menghadiri role play
2)   Dapat memahami maksud dan tujuan dari role play

3.    Evaluasi hasil
1)   Peserta memahami maksud dan tujuan dari pesan yang disampaikan lewat role play.
2)   Role play berjalan dengan lancar.





K.      Daftar pustaka

Atiek S. Soemasto, dkk. Kapita selekta kedokteran edisi kedua (Jakarta: Media Aesculapius fakultas kedokteran UI, 1982)

 

D H F (DENGUE HEMORRHAGIC FEVER)


A.      Definisi

Demam berdarah dengue, istilah kedokterannya Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh infeksi virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti atau oleh aedes albopictus. (Sumber : Atiek S. Soemasto, dkk., Kapita selekta kedokteran edisi kedua (Jakarta: Media Aesculapius fakultas kedokteran UI, 1982)).
Kekebalan (imunitas) terhadap satu jenis virus tidak berlaku untuk infeksi jenis virus lainnya, bahkan dapat menimbulkan reaksi yang kurang menguntungkan bagi tubuh. Jumlah kasus DHF utamanya meningkat pada musim hujan karena sumber air bersih bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti tersedia dimana-mana, jika tidak dilakukan program kebersihan lingkungan (Higiene Sanitasi) yang baik.

B.       Tanda-tanda DHF

Gejala yang tampak akibat infeksi virus dengue biasanya muncul setelah masa inkubasi (masa dimana virus berkembang hingga menimbulkan gejala) 3-8 hari setelah virus masuk ke dalam tubuh. Jika sistem pertahanan tubuh dapat mengatasi virus, maka gejala yang tampak bisa ringan atau bahkan tidak didapatkan. Namun jika tidak, dapat timbul beberapa kondisi sebagai berikut:
1.      Demam tinggi mendadak, >38° C, 2-7 hari
2.      Demam tidak dapat teratasi maksimal dengan penurun panas biasa
3.      Mual, muntah, nafsu makan minum berkurang
4.      Nyeri sendi, nyeri otot (pegal-pegal)
5.      Nyeri kepala, pusing
6.      Nyeri atau rasa panas di belakang bola mata
7.      Wajah kemerahan
8.      Nyeri perut
9.      Konstipasi (sulit buang air besar) atau diare




C.      Kriteria pemeriksaan Laborat dan derajat DHF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar